Rabu, 15 Mei 2013

Prosedur Keselamatan Kerja Menggunakan Peralatan Las Oksi-Asetilin

Prosedur Keselamatan Kerja Menggunakan Peralatan Las Oksi-Asetilin


Seperti halnya cara pengelasan yang lain, las oksi-asetilin digunakan untuk menyambung dua bagian logam secara permanen dengan atau tanpa bahan pengisi. Namun perlu diketahui peralatan las oksi-asetilin memerlukan prosedur keselamatan kerja yang berbeda dan lebih ketat.
Las oksi-asetilin menggunakan nyala api hasil pembakaran gas asetilin dan gas oksigen (zat asam) untuk memanaskan bagian logam yang akan disambung dan mencairkan bahan pengisinya. Las oksi-asetilin banyak dipakai untuk pekerjaan perbaikan body otomotif dan pemotongan logam. 
Saat bekerja menggunakan las oksi-asetilin, operator las harus memahami prosedur keselamatan kerja karena sangat berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan. Bahaya kebakaran dapat dipicu oleh nyala api dan percikan bunga api yang mengenai bahan-bahan mudah terbakar. Sedangkan ledakan biasanya ditimbulkan oleh kesalahan dalam menggunakan peralatan las oksi-asetilin khususnya tabung asetilin dan pembakar.
Prosedur keselamatan kerja sewaktu menggunakan las oksi-asetilin menekankan kepada tindakan pengamanan terhadap peralatan utamanya. Peralatan tersebut terdiri dari tabung gas, regulator, pembakar, dan selang las.

Tabung Gas
Tabung gas digunakan untuk menyimpan gas (asetilin dan oksigen) yang dibakar secara bersama dengan komposisi berbeda sehingga menghasilkan nyala api. Tabung gas terdiri dari satu tabung gas oksigen dan satu tabung gas asetilin.
Tabung gas asetilin berisi gas yang dimampatkan dengan volume 40 liter dan tekanan hingga 15 bar. Tabung gas oksigen sendiri dapat diisi dengan gas sebanyak 74,5 m3 dengan kadar oksigen murni 99,5% dan tekanannya sebesar 151 bar. Tindakan pengamanan yang dilakukan adalah:
  • Menghindarkan tabung gas dari segala macam jenis minyak dan pelumas.
  • Melindungi tabung gas dari benda panas dan terik matahari secara langsung serta kemungkinan bersentuhan dengan  kabel listrik.
  • Menempatkan tabung gas ditempat yang aman dari benturan atau pukulan benda keras.
  • Tidak mengubah, mencabut dan menukar tanda pada tabung gas.
  • Pemakaian gas harus selalu melalui regulator.
  • Jangan menarik tutup pengaman sewaktu mengangkat atau memindahkan tabung gas.
  • Apabila terjadi kebocoran tabung gas, segera bawa keluar ruangan.

Regulator
Regulator terpasang di masing-masing tabung oksigen untuk mengatur keluarnya gas dari dalam tabung menuju pembakar melalui selang las. Regulator memiliki dua buah manomenter untuk mengetahui tekanan isi gas di dalam tabung yang disebut manometer tekanan isi. Manometer tekanan kerja untuk melihat tekanan kerja yang dipakai mengelas. Tindakan pengamanan alat ini meliputi:
  • Tangan atau sarung tangan harus dibersihkan dari minyak atau pelumas sebelum memegang regulator.
  • Saat memasang regulator, bagian yang harus dipegang adalah badan regulator bukan pada manometernya.
  • Katup regulator harus dalam keadaan tertutup saat akan membuka kran tabung. Cara membuka katup regulator dilakukan dengan memutar baut pengatur berlawanan arah jarum jam hingga longgar.
  • Putar baut pengatur tekanan kerja secara perlahan saat mengatur tekanan kerja agar tidak merusak membran manometer.
  • Saat dilakukan pengaturan tekanan kerja pada regulator, posisi badan berdiri di samping.
  • Regulator yang sudah rusak harus segera diganti untuk pemakaian selanjutnya.

Pembakar/ Brander (Torch)
Pembakar digunakan untuk mencampur gas oksigen dan gas asetilin dengan perbandingan tertentu sesuai keperluan kerja. Pembakar terdiri dari dua macam yaitu pembakar pengelasan biasa dan pembakar pemotongan. Prosedur keselamatan kerja menggunakan pembakar adalah:
  • Pembakar tidak boleh disentuh atau dipegang oleh tangan atau sarung tangan yang terkena minyak atau pelumas.
  • Tidak diperkenankan menggunakan mulut pembakar untuk mencungkil atau memukul karena kerusakan pada mulut pembakar dapat menyebabkan nyala balik.
  • Bersihkan mulut pembakar dari kotoran yang menyumbat secara berkala menggunakan alat penusuk khusus.
  • Bibir mulut pembakar harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan bilah kayu lunak sambil membuka kran tabung oksigen.
  • Mematikan api yang menyala dari pembakar apabila tidak dipakai.
  • Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, simpan dan rawatlah pembakar dengan benar dan teratur.

Selang Las
Selang las menghubungkan tabung gas dengan pembakar las untuk mengalirkan gas oksigen dan asetilin. Selang gas oksigen berwarna hitam atau biru dan selang gas asetilin berwarna merah. Prosedur keselamatan kerja menggunakan selang las adalah:
  • Selang las tidak boleh terkilir dan terjepit saat dipakai.
  • Selang las tidak boleh bersentuhan dengan nyala api, bunga api, benda panas, benda tajam, dan segala jenis minyak atau pelumas.
  • Pemeriksaan selang las secara berkala dilakukan agar tidak terjadi kebocoran, hangus, dan sambungan longgar.
  • Jangan menggunakan kawat, plastik, atau isolasi untuk menutup kebocoran. Bagian yang bocor harus dipotong dan disambung kembali menggunakan alat penyambung, pengikat, atau penjepit khusus selang.
  • Gulung selang dengan rapi setelah menggunakannya.
Tata cara yang tepat dalam menggunakan peralatan las oksi-asetilin sangat menguntungkan efisiensi peralatan dan memberi rasa aman bagi operator las. Maka dari itu, pemahaman dan kesadaran oper
ator las terhadap keselamatan kerja las oksi-asetilin akan mengurangi resiko kecelakaan kerja.
sumber: http://www.anneahira.com/prosedur-keselamatan-kerja.htm

las gas

Mengenal Las Karbit (MDQ)

Anda pernah memperhatikan sekeliling, di sekitar rumah kita. Pada saat anda membuat pagar rumah dari besi tempa atau membuat teralis untuk pengaman jendela rumah. Pasti tidak terlepas dari apa yang dinamakan las. Biasanya untuk model las yang di gunakan oleh Bengkel Las adalah merangkai besi lebih kuat dan terjamin bila menggunakan las jenis listrik. Tapi sebelum perkembangan las listrik menjamur, dahulu ada sejenis las yang menggunakan gas sebagai bahan bakar. Atau istilah yang lebih keren adalah las MDQ. Ada juga yang menyebut las karbit. Apa sebenarnya MDQ?
Sebelum beranjak ke istilah MDQ ada baiknya kita melihat gas sebagai bahan bakarnya. Jenis las ini menggunakan campuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam hal ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lainnya sebagai bahan bakar (fuel gas). Yang sering digunakan sebagai bahan bakar dibengkel adalah gas Asetelin, berasal dari kata “acetylene” dengan rumus kimia C2H2. Gas ini memiliki kelebihan dibanding dengan gas bahan bakar lainnya, diantaranya menghasilkan temperatur nyala api yang lebih tinggi , baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.
Seperti disebutkan, gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan sebagi bahan pencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan sebagi gas pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya untuk mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen.
Selain dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut kan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya mengacu pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las MDQ sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama.
Untuk dapat melakukan pengelasan dengan cara las gas, diperlukan peralatan seperti tabung gas Oksigen dan tabung gas Asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekanan gas), selang gas dan torch (brander). Kedua gas Oksigen dan Asetilen keluar dari masing-masing tabung dengan tekanan tertentu, mengalir menuju torch melalui regulator dan selang gas. Setelah sampai di torch kedua gas tercampur dan akhirnya keluar dari ujung nosel torch. Dengan bantuan pematik api, campuran gas yang keluar dari ujung nosel membentuk nyala api denagn intensitas tertentu